Semestinya aku
tetap terbang mengejar khayalan-khayalan yang tertunda,mendekati dan
mengajakknya untuk mengikutiku untuk kutuahkan dalam coretan masa-masa dimana
aku yang selalu bermimpi untuk mendapatkannya hingga aku bisa menikmatinya
bersamamu dicatatan kenangan yang akan kita ciptakan bersama. Namun sang waktu
menghentikan dan membiarkan khayalan-khayalan itu menjadi abu dan diterbangkan
bersamaku dengan angin yang panas hingga membakar seluruh yang ada
didekatnya,termasuk aku.dia membakar hati yang dingin dengan panasnya tanpa
r
agu untuk cepat melalap hingga tidak ada lagi sisa hati seperti yang dulu.
agu untuk cepat melalap hingga tidak ada lagi sisa hati seperti yang dulu.
“apa ini gag terlalu
cepat Kar??”.tanya lala kepada Kara.
“mau gimana
lagi??kayaknya ini yang terbaik untukku”. Jawab Kara sambil sesekali melihat
taman yang sebentar lagi menjadi kenangan.
“aku ingat ,saat
kamu dulu terus berusaha mendapatkan cintanya Fero.yah...meskipun semua yang
kamu lakukan itu gag mudah.semua butuh pengorbanan dan belum tentu pengorbanan
kamu dihargai sama Fero.tapi setelah kamu dapet hasilnya,kenapa kamu
membuangnya sia-sia?”.
“gag tau kenapa
semakin hari aku semakin ragu.dulu aku mendapatkannya memang butuh perjuangan
untuk menghilangkan perasaannya dari Mytha untuk aku.tapi dari tingkahnya yang
selalu maksa aku buat ini-itu,nurutin semua kemaunnya ternyata dia ingin aku
seperti Mytha”. Tiba-tiba orang yang menjadi topik pembicaraan Kara dan Lala datang
dan mendekati Kara yang lagi minum dikantin bersama Lala.
“pulang sekolah aku
antar kamu kesuatu tempat !!”. Fero pergi dan meninggalkan Kara tanpa
membiarkan bayangannya duduk disamping Kara.Sampai saat ini fero memang jarang duduk bersama Kara layaknya dua
pasangan yang beradu pertanyaan dan jawaban yang hanya ada aku dan kamu.
Bel pulang sekolah
yang dinanti Kara pun akhirnya berbunyi dan akan segera menjawab rasa
Penasarannya.Fero pun ternyata sudah menanti Kara didepan kelas dan segera menuju tempat yang menjadi pokok
jawaban dari pertanyaan Kara dalam lamunannya saat pelajaran.
“Kita mau
kemana??”. Kara menanyakan itu tiga kali tanpa ada respon dari Fero.Memang sampai satu bulan ini mereka pacaran kata
demi kata yang diucapkan Kara dan Fero masih bisa dihitung dengan hitungan
angka.
Sampai disuatu tempat yang menjadi tujuan
parkir mobil Fero,Kara hanya bisa bertanya-tanya dalam hati tanpa jawaban yang
pasti.Langkah kaki ternyata tak berhenti hanya diparkiran mobil,tapi
melanjutkan jejaknya sampai disuatu tempat yang jauh dari perkiraan Kara.
“Mb’ ,tolong potong
rambutnya sama kayak ini !!” sambil memperlihatkan foto yang ada ditangannya.
“ok mas.silahkan
Mb’ duduk disini,saya akan menyiapkan peralatannya terlebih dahulu.” Tentu saja
Kara yang dimaksud Fero,dan Mytha yang ada dalam foto itu. Kara hanya bisa diam
dan sesekali berfikir untuk menemukan jawaban apa yang dimaksudkan Fero untuk memotong rambut Kara yang indah
tanpa menanyakan bersediakah Kara melakukannya.
Helai demi helai
rambut Kara yang panjang kini jatuh tepat dibawah kaki dan kursi yang ditempati
kara ,dengan tanpa perasaan kaki yang
tak pernah tahu betapa dulu waktu demi waktu Kara sempatkan untuk perawatan
rambut kini menginjak dengan mudah.Ingin rasanya Kara menolong rambutnya dari
alat yang telah memisahkan helaian rambut dari kepalanya,namun seakan ada
sesuatu yang menahan anggota tubuhnya untuk bertindak.Kara hanya mampu
menggunakan matanya untuk melihat cermin dan melihat sosok orang yang asing di
balik cermin tersebut.
Tanpa sepatah
katapun yang terucap dari bibir Kara ataupun Fero.Sesampainya dikamar entah apa
yang dilakukan Kara,Kara hanya melamun dan menatap cermin yang ada didepannya
sambil meneteskan air mata tanpa ada satu kata yang terucap meski hanya dalam
hatinya.
Memang setelah
kejadian itu Fero jadi sering perhatian dengan Kara.Perasaan Kecewa yang pernah
terlontar kini menjadi perasaan Bahagia.Tetapi kecurigaan bahwa Fero ingin Kara
seperti Mytha pun mulai muncul saat Fero meminta Kara mengganti parfum yang
sama persis dengan parfum yang selalu dipakai Mytha.
“kamu bisa pakai
parfum ini.”
“kenapa aku harus
pakai parfum ini,aku punya parfum faforit sendiri.apa parfum aku gag wangi ya??
Wangi kok”.
“kan aku Cuma
nyuruh kamu buat pake parfum ini,gag ada salahnya kan kalau kamu pakai parfum
ini”. bentak Fero dan segera pergi meninggalkan Kara.
“kenapa Kar??” lala
yang dari tadi duduk di bangku ujung segera menghampiri Kara.
“gag papa”.
“gag usah bohong
Kar !! aku tu tadi tahu kalau kamu tu lagi ada masalah sama Fero.Cerita sama
aku !!”.
“apa sich maunya
dia? Belum puas dia potong rambut aku tanpa tanya aku bersedia pa gag trus
sekarang dia suruh ganti parfum faforit aku dengan parfum yang laen.apa sich
maksudnya dia?.trus nanti apa lagi ??”.
Cinta yang tulus
tidak akan pernah merubah apapun terhadap diri sendiri ataupun orang yang dicintai.
Apa adanya dan tanpa paksaan.Fero selalu menginginkan Aku untuk jadi seperti
yang dia mau.Dia bukan mencintai aku,tapi mencintai Fisik ku yang dia samakan
dengan orang lain.Aku adalah Aku.bukan kamu,Dia ataupun Mereka.Bukan TV yang
diprogram penontonnya,bukan Boneka yang dimainkan pemiliknya,Ataupun Tanah liat
yang dibuat berbagai bentuk.Mungkin Kamu bisa merubah Fisik Aku,Tapi bukan Hati
aku.Semakin hari aku semakin Ragu dengan hati yang dulu mencintaimu,apakah kini
mencintaimu menjadi beban yang harus aku musnahkan?.Jika Iya,aku akan
perlahan-lahan pergi tanpa harus menyentuh sedikitpun tubuhmu untuk
memusnahkanmu.
“Kara ?? kok kamu
gag pake parfum yang aku kasih??”. Fero memandang kara dengan wajah yang
memgisyaratkan kemarahan.
“emangnya itu harus
aku pake sekarang ya??”. Bertolak belakang dengan Fero,kara menjawabnya dengan
kata yang lembut.
“kan aku sudah
bilang,kamu harus pake parfum itu !!!”.
“gag !! aku gag mau
pakai.kenapa sich kamu harus maksa aku buat ini itu.Aku tau,Parfum ini adalah
parfum yang selalu dipakai Mytha,dan kamu maksa aku buat memakainya.aku bukan
Mytha Fero !! aku Kara.dan selama ini kamu perlakuin aku semata-mata kamu
anggep aku Mytha.Sampai saat ini kamu gag pernah bilang cinta.panggil nama aku
aja kamu gag pernah.semakin hari aku semakin sadar kalau kamu emang gag pernah
cinta sama aku.”. Fero hanya diam dan melesatkan pandangan entah kemana.
“jawab Fero !!!!.
ok...makasih.makasih buat semua yang kamu kasih ke aku.makasih buat paksaan
yang kamu kasih ke aku.Maaf !! aku udah mutusin buat berhenti jadi bayangan
Mytha”. Tak sempat Fero menjawabnya,Kara hanya meninggalkan jejak langkahnya
yang hanya bisa di lihat dengan samar. Pandangan Fero pun entah kemana
tujuannya dan mengingatkan Mytha,seseorang yang pernah menjadi bagian dari
hidunya.
Mytha adalah
seseorang yang pernah menjadi tempat bersandarnya hati Fero yang mungkin sampai
saat ini masih ada bekas yang sangat dalam dan susah untuk dihilangkan meski
Mytha telah berada didunia yang berbeda dengan Fero.ya...Mytha memang telah menuju
tempat persinggahan terakhirnya. Dia meninggalkan Fero disaat Fero tidak ada
disisinya.
Saat liburan
panjang,setiap orang pasti memaanfaatkannya dengan memanjakan fikirannya dengan
hiburan-hiburan ataupun keindahan-keindahan alami yang dipancarkan alam.
Seperti halnya Fero,dia tidak membuang kesempatan itu dengan hanya berdiam diri
dirumah. Dia pergi kesuatu tempat yang menjadi incaran banyak orang untuk
didatangi dan dimanfaatkan keindahannya. Pulau lombok,menjadi tempat
persinggahan Fero yang dijadikannya untuk tempat memanjakan waktu-waktu Fero.
Selama di lombok, komunikasi yang terjalin antara Fero dan Mytha masih tetap
lancar. namun dibalik itu,Mytha merahasiakan penyakit yang mematikan itu dari
Fero.Kanker otak !! penyakit yang ditakuti setiap orang itu perlahan-lahan
menghabiskan kesehatan Mytha dan membawanya ketempat persinggahan terakhir.
Sesampainya dirumah,Fero cepat-cepat pergi dan berencana menemui kekasih yang
sangat dicintainya tanpa lupa membawa bingkisan yang telah dipesan Mytha sebelumnya.
Namun sesampainya disana,orang tua Mytha hanya bisa diam dan mengajak Fero
kesuatu tempat tanpa menjelaskan sepatah kata,hingga tiba ditempat tujuan.
“tante,om ...kenapa
Fero dibawa kesini??” tanya Fero heran dan seperti anak kecil yang masih polos tidak
tau apa-apa.
“maaf Fero tidak
memberi tahu kamu sebelumnya,tapi ini pesen Mytha.memberi tahu kamu setelah
kamu pulang dari liburan.karena Mytha gag ingin liburan kamu terganggu”. Mama
Mytha mencoba menjelaskan dengan hati-hati tanpa harus menyakiti perasaaan
Fero.
“maksudnya apa
tante?? Trus ini makam siapa??”. Tanya Fero yang semakin tidak mengerti maksud
dan tujuan mama Mytha.
“ini makam
Mytha.Kanker yang menggerogoti tubuhnya telah membawanya kesini”. Sambil
menjatuhkan air matanya.Mama Myta tetap berusaha menjawab pertanyaan Fero.
“Mytha??? Gag
mungkin tante!! Dia itu baik-baik saja”.
“tante ngerti
perasaan kamu,tapi tante mohon sama kamu.ikhlaskan Mytha. Mungkin ini yang
terbaik untuk kita semua”.
Besok adalah pengumuman kelulusan,sebelumnya keluarga Kara sudah berencana akan pindah ke luar negeri karena tuntutan kerja. Terpaksa Kara harus mengikuti kemauan orang tuanya. Kara sempat menolak dan masih ingin meneruskan kuliahnya di Jakarta meski tanpa Orang tua disisinya. Tapi dengan kejadian itu,Kara semakin yakin dan mulai memantapkan keinginan orang tuanya untuk pindah keluar negeri.
“jadi....kita akan
berpisah dong.jangan lupakan temanmu yang cantik dan baik hati ini ya !!”.
candaan Lala untuk sahabat yang sudah 3tahun ini selalu menemani disaat senang
dan susah.
“idich....cantikkah??
baikkah ??”.
“yach......untuk
perpisahan terakhir kali,gag ada salahnya dong bilang kalau aku cantik.”
“Terakhir kali??
Emangnya kamu gag mau ketemu aku lagi kalau nanti aku balik ke Jakarta?? Lagian
kita Cuma dipisahkan laut,bukan dipisahkan dunia.”
“iya...iya...ech,trus
Fero gimana??”
“gimana apanya??”
“ya...dia tau kalau
kamu pindah ke Australia?”.
“gag tau.lagian
seandainya pun dia tau,dia juga gag akan peduli”.
Kelulusan pun
tiba,Fero mencari Kara dan berencana meminta maaf atas perlakuannya terhadap
Kara.Fero sadar dan ingin memulainya dengan lembaran kisah yang baru bersama
Kara.
“lala ??”. Fero
menghampiri Lala yang sedang berdiri digerbang menunggu supir yang akan
menjemputnya.
“Kara dimana ya??
Aku cari dari tadi kok gag ada”.
“kara ??
mmmm....gimana ya”.
“gimana apanya??
Yang jelas dong !!.”
“sebenarnya Kara
tadi emang masuk buat ambil pengumuman,tapi buru-buru pulang karena....”.
“karena apa?”.
Tanya Fero heran.
“karena dia gag mau
telat sampai dibandara.”
“Bandara?? Emangnya
dia mau kemana??”. Penuh penasaran,Fero trus mendesak lala untuk mengatakan
keberadaan Kara.
“dia sama
keluarganya mau pindah ke Australia”.
Fero terkejut dan langsung
pergi meninggalkan Lala.Fero mencoba mengejar keberadaan Kara dibandara. Namun
tidak ada sedikitpun yang Fero temukan untuk membuktikan bahwa Kara ada disana.
Namun pencariannya pun tidak berujung sia-sia.
“Kara??” teriak
Fero untuk memberhentikan sejenak langkah kaki Kara menuju pesawat.
“Fero !! kok kamu ada disini??”
“aku...aku mau
minta maaf sama kamu.aku tahu aku salah.kamu mau kan maafin aku??” dengan nada
yang terengah-engah karena lelah berlari mencari keberadaan Kara.
“aku mau nglakuin
apa aja buat kamu,asal kamu maafin aku. Dan aku akan buat kamu bahagia.aku gag
akan maksain kehendak aku lagi. Aku janji !!!aku mau kita mulai dari awal
lagi”. Fero mencoba meyakinkan Kara.
“aku udah maafin
kamu,tapi kalau untuk mulai dari awal..maaf. Aku sudah punya keputusan buat pindah.dan
keputusan aku....”.
“aku akan tetep
nungguin kamu sampai kamu pulang ke jakarta. Dan sampai kamu mau membuka hati
kamu untuk aku lagi”.
Kara memandang Fero
dengan tatapan lemas,karena Kara gag tahan melihat orang yang dicintainya
memohon dengan tulus.
“maaf Fero !! aku
gag tau apa nanti kalau aku pulang ke jakarta aku masih membawa hati yang lama
atau sudah membawa hati yang baru. Dan aku gag mau kamu nungguin aku hanya
untuk kepastian yang gag jelas ini. kamu kejar cinta kamu untuk orang lain yang
mungkin akan bisa membuat kamu bahagia”.
“kara ayo !!”.
ajakan mama Kara
“semoga kamu
baik-baik aja dan selalu perjuangin cinta kamu.” Kata-kata karapun tidak sempat
dijawab Fero.
4 tahun adalah
waktu yang cukup lama untuk Fero menantikan kehadiran kembali cintanya. Waktu
yang dinanti Fero telah tiba. Kara akan pulang ke jakarta. Kara sempet memberi
kabar kepulangannya sebelum komunikasi antara Kara dan Fero putus karena ponsel
Kara yang sempet hilang. Disuatu tempat yang sudah dijanjikan mereka bertemu.
Kabar adalah pertanyaan yang mereka ucapkan sebelum mengawali pembicaraan yang
lain. Setelah berbicara ini-itu,bercerita pengalaman-pengalaman yang
didapat,akhirnya Fero memberanikan melontarkan pertanyaan yang menjadi pokok
tujuannya bertemu Kara.
“Aku cinta kamu.
Dan aku belum mau menggantikan cinta ini untuk siapapun selain kamu.”
Pertanyaan yang mengejutkan Kara.
“kenapa kamu gag
buka hati kamu buat yang lain??”.
“karena hati ini
gag mau menuliskan nama lain selain nama kamu”.
Kara diam sejenak
dan memikirkan kata demi kata yang akan dia rangkai untuk menjawab pertanyaan
Fero.
“maaf Fero !!
bukannya aku menyakitimu,akupun tidak pernah memaksamu untuk tidak melupakanku.
Aku ingin kamu punya pengganti yang lain seperti aku yang mempunyai pengganti
lain. Sebenarnya aku sudah tunangan dengan seseorang di sana. Dan aku balik ke
Jakarta untuk menjemput Opa-Oma ku ke Australia untuk menghadiri Pernikahanku
yang kurang 1 minggu lagi.” Kara menjelaskan apa yang slama ini terjadi.
Tentang cinta barunya dan kehidupan barunya yang sebenarnya Kara ingin ceritakan,tapi
bukan sekarang. Tapi disaat Fero menemukan penggantinya dan kehidupan baru yang
lebih indah seperti yang Kara rasakan saat ini.
“tunangan ??
Pernikahan ?? kamu akan menikah ?? secepat itukah??. 4 tahun aku menunggu kamu
kembali dengan cinta yang dulu kamu beri untukku. Belum sempat aku benar-benar
membalasnya,ternyata seseorang disana telah menggantikan cinta yang ingin
kuminta lagi dikemudian hari. Semoga dia benar-benar kebahagiaan kamu.”
“aku lelah Fer,aku
lelah. Yang kemarin adalah kesakitanku. Apa aku salah kalau aku meninggalkan
kesakitan itu dan menggantinya dengan kebahagiaanku sekarang? Aku bahagia
sekarang, aku jauh lebih bahagia.”
Tanpa seucap kata
yang keluar dari Fero. Kini hanya keheningan yang tercipta antara Fero dan
Kara. Mungkin Fero sedang mempersiapkan kata yang pas untuk merespon Kara. Atau
dia hanya akan diam dan tetap mengheningkan suasana. Sekarang giliran Kara yang
tidak tahu harus berbuat apa untuk menetralkan suasana. Dia sempat berfikir
apakah ucapannya sangat menyinggung perasaan Fero.
“Menunggu 4 tahun
dan berharap penantianku akan berakhir dengan kedatanganmu dan memulai kembali
cerita yang dulu tanpa kesakitan,kekecewaan dan hanya ada kebahagiaan. Tapi aku
salah. Disini,aku sebagai orang yang telah benar-benar lelah menantikan cinta
yang dulu pernah lelah karnaku.”
Apa arti dari
sebuah kelelahan?